Entah apa jadinya kalau kita hidup tanpa adanya perhiasan yang
melekat pada diri kita. Mungkin orang akan menganggap kita gombal,
kumuh, atau kotor. Baju yang bagus, rapi, bersih serta yang bervariasi
termasuk dalam perhiasan kita sehari-hari. Kalung, cincin, giwang, serta
gelang yang acap kali dikenakan kaum hawa juga termasuk perhiasan untuk
keindahan seorang wanita. Namun ada perhiasan yang tidak semua orang
memilikinya. Dia tidak dijual di pertokoan, mal-mal, pasar, dan
supermarket. Bahkan dia tidak mempunyai pabrik khusus untuk
memproduksinya.
Karena keberadaannya yang sangat langka, maka tidak heran kalau orang yang dapat membelinya adalah orang-orang khusus. Untuk mendapatkannya harus memenuhi beberapa persyaratan, melewati beberapa tantangan, dan menaklukkan beberapa rintangan. Nilai mahalnya perhiasan ini terletak pada kelangkaannya di tengah hiruk-pikuk manusia. Dia tidak terlalu berambisi untuk dikenal manusia atau bahkan dipuji karena keindahannya. Sungguh setiap orang pasti ingin mendapatkannya sekalipun tantangan dan rintangan menghadang. Hidup akan lebih bermakna kalau hiasan ini berada di rumah tangga. Seisi rumah akan terdidik dan terarah bila perhiasan ini berada disana.
Dia akan menjadi penyejuk tatkala pemiliknya gundah. Dia akan menjadi ladang solusi tatkala pemiliknya diterpa masalah. Dia akan selalu setia menemani sang pemilik dimanapun dia berada dan kemanapun ia melangkah. Mungkin kita sekarang hanya bisa berharap untuk mendapatkan perhiasan ini dengan terus mengumpulkan modal sebanyak-banyaknya. Bukan materi yang kita kumpulkan, karena dia tidak bisa dibeli dengan lembaran dollar bahkan euro sekalipun. Sebab dia hanya akan dimiliki oleh orang-orang yang pandai menjaga amanah. Dia hanya diperoleh oleh orang-orang yang bersikap tawaduk dan jujur baik pada diri sendiri maupun orang lain.
Masihkah ada perhiasan seperti Khadijah yang rela mengorbankan harta bendanya untuk perjuangan Rasulullah saw. Menghibur beliau ketika dilanda rasa takut saat mendapatkan wahyu yang pertama. Dia berani mengorbankan apa saja yang dimiliki demi mendukung dakwah yang diemban oleh sang suami. Maka tidak berlebihan kalau Rasulullah saw. selalu memujinya di depan istri-istri beliau yang lain. Dialah yang beriman tatkala semua orang mengingkari risalahnya. Semoga di zaman yang semakin hari semakin berat cobaan yang kita hadapi ini akan bermunculan khadijah-khadijah abad 20. Akhirnya al fakir tutup dengan hadist Nabi “ ad-dunya mata’un wa khoiru mata’iha al-mar’atus shalihah”. Wallahu a’lam [Ahmad Sufi]
*Sumber: http://www.mosleminfo.com/hikmah/perhiasan-termahal/
Karena keberadaannya yang sangat langka, maka tidak heran kalau orang yang dapat membelinya adalah orang-orang khusus. Untuk mendapatkannya harus memenuhi beberapa persyaratan, melewati beberapa tantangan, dan menaklukkan beberapa rintangan. Nilai mahalnya perhiasan ini terletak pada kelangkaannya di tengah hiruk-pikuk manusia. Dia tidak terlalu berambisi untuk dikenal manusia atau bahkan dipuji karena keindahannya. Sungguh setiap orang pasti ingin mendapatkannya sekalipun tantangan dan rintangan menghadang. Hidup akan lebih bermakna kalau hiasan ini berada di rumah tangga. Seisi rumah akan terdidik dan terarah bila perhiasan ini berada disana.
Dia akan menjadi penyejuk tatkala pemiliknya gundah. Dia akan menjadi ladang solusi tatkala pemiliknya diterpa masalah. Dia akan selalu setia menemani sang pemilik dimanapun dia berada dan kemanapun ia melangkah. Mungkin kita sekarang hanya bisa berharap untuk mendapatkan perhiasan ini dengan terus mengumpulkan modal sebanyak-banyaknya. Bukan materi yang kita kumpulkan, karena dia tidak bisa dibeli dengan lembaran dollar bahkan euro sekalipun. Sebab dia hanya akan dimiliki oleh orang-orang yang pandai menjaga amanah. Dia hanya diperoleh oleh orang-orang yang bersikap tawaduk dan jujur baik pada diri sendiri maupun orang lain.
Masihkah ada perhiasan seperti Khadijah yang rela mengorbankan harta bendanya untuk perjuangan Rasulullah saw. Menghibur beliau ketika dilanda rasa takut saat mendapatkan wahyu yang pertama. Dia berani mengorbankan apa saja yang dimiliki demi mendukung dakwah yang diemban oleh sang suami. Maka tidak berlebihan kalau Rasulullah saw. selalu memujinya di depan istri-istri beliau yang lain. Dialah yang beriman tatkala semua orang mengingkari risalahnya. Semoga di zaman yang semakin hari semakin berat cobaan yang kita hadapi ini akan bermunculan khadijah-khadijah abad 20. Akhirnya al fakir tutup dengan hadist Nabi “ ad-dunya mata’un wa khoiru mata’iha al-mar’atus shalihah”. Wallahu a’lam [Ahmad Sufi]
*Sumber: http://www.mosleminfo.com/hikmah/perhiasan-termahal/