Wednesday 19 June 2013

Syukur Nikmat Orang Shaleh

Diantara sekian banyak nabi yang diberi mukjizat yang fenomenal adalah Nabi Sulaiman. Allah Swt telah memberikan kepada Nabi Sulaiman apa yang tidak diberikan kepada nabi-nabi sebelum dan sesudahnya. Dialah seorang raja yang menguasai wilayah terluas dan memiliki kekayaan yang melimpah. Namun bagi Nabi Sulaiman, mensyukuri nikmat Allah adalah wajib, dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya juga wajib. Sulaiman pun menghadap kepada Allah agar diajari bersyukur dan diberi petunjuk untuk selalu memuji kepada-Nya. Nikmat menjadi abadi dengan syukur, dan hilang dengan kufur.

Dalam rangka menjaga nikmat agar selalu abadi dan diberi tambahan kebaikan oleh Allah Swt, Sulaiman pun memohon kapada-Nya petunjuk agar selalu dibimbing untuk beramal saleh. "Dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai. "

Dalam hal kesalehan, manusia dibagi kepada dua bagian; pertama, hamba yang ditunjuki, dibimbing dan diarahkan untuk beramal saleh. Kedua, hamba yang ditarik oleh Allah Swt kepada

agamanya, lalu diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Sulaiman telah memohon kepada Allah Swt agar diberi petunjuk dan dijadikan sebagai orang-orang yang saleh.

Dari sini kita dapat mengetahui dan mempelajari bagaimana kita bersyukur kepada Allah Swt serta memuji dan mengakui nikmat-nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Maka, jika kita menginginkan ketenangan dalam diri serta ketenteraman dalam hidup, kita tidak boleh lalai bersyukur kepada Allah Swt.

Ketahuilah, amal saleh yang senantiasa dipadukan dengan iman, itulah hakikat keberuntungan di dunia dan kesuksesan di akhirat. "Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. " (QS. Fushshilat [41]: 31)

Rasulullah selalu membimbing umatnya melalui nasihat- nasihatnya. Antara lain dengan berdoa dan memohon ampunan: Allaahummaghfir lii dzanbii wawasi’lii fii daarii wa baariklii fiimaa razaqtanii.

" Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, luaskanlah tempat tinggalku, dan berkatilah rezeki yang Engkau berikan kepadaku." (HR. At- Tirmidzi)

Hendaklah tenggorokan selalu basah dengan dzikir kepada Allah Swt, hati menjadi tenang dengan banyak istighfar. Tidaklah bahaya itu terangkat kecuali dengan pertolongan Allah. Dengan karunia- Nyalah jiwa menjadi tenteram. Harapan terbesar dari semua itu adalah semoga Allah Swt tidak mengecewakan permohonan kita; Dia Mahakaya, Maha Terpuji, dan Maha Melakukan apa yang dikehendaki-Nya.

"ya tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah engkau anugrahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku, dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai. Dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." (QS.An-Naml [27]:19)

Dunia adalah tempat segala bentuk kesenangan yang diperindah dengan syahwat. Luasnya tak terjangkau. Harapan orang yang mengamatinya hanya sia-sia. Orang-orang yang lalai dalam hidupnya selalu menganggapnya kekal, dan teperdaya dengan luasnya. Sebagaimana yang diutarakan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. " (QS. Al- Kahfi [18]: 46)

Rasulullah Saw bersabda, "Cinta dunia adalah otak segala kesalahan."

Orang-orang saleh senantiasa memohon kepada Tuhan mereka kebaikan dunia yang dapat berdampak baik dan positif bagi kehidupan mereka dalam beragama. Mereka hanya memohon kepada Allah Swt. yang terbaik dari rezeki dan anak-anak, laki-laki maupun perempuan. Inilah doa para nabi,
"Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa. " (QS. Ali Imran [3]: 38)

Dan, inilah yang diisyaratkan oleh Rasulullah Saw dalam sabdanya, "Apabila anak cucu Adam meninggal, terputuslah segala amalnya, kecuali tiga hal; sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak saleh yang senantiasa mendoakan kedua orangtuanya." Ya, derajat seseorang akan terangkat setelah ia meninggal dengan (doa) anak-anaknya yang saleh, laki-laki maupun perempuan. Dan sebaik-baik doa adalah apa yang telah diajarkan oleh Allah Swt. dalam Al-Qur’an-Nya.

"Ya Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. " (QS. Al-Isra [17]: 24)

 Inilah Nabi Ibrahim yang selalu berdoa untuk dirinya dan anak cucunya, semoga menjadi anak yang saleh dan beruntung. Puncak dari semua itu adalah menegakkan salat. Salat adalah obat bagi segala macam penyakit jiwa. Dengan salat, dada terasa lapang. Dengan berkah salat rumah menjadi makmur. Dan, salat adalah tiang agama sekaligus sebagai pondasi utama akidah.

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, ya Tuhanku kami, perkenankanlah doaku. " (QS. Ibrahim [14]: 40)

Sedangkan Nabi Zakaria, beliau tidak pernah putus memohon rahmat Allah Swt. Nabi Zakaria masuk ke tempat Maryam dan berkata kepadanya, "’Hai Maryam, darimana kamu memperoleh (makanan) ini?’Maryam menjawab, ‘Makanan itu dari sisi Allah.’ Sesungguhnya Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendaki- Nya tanpa hisab." (QS. Ali Imran [3]: 37)

Sekalipun Zakaria telah tua dan mulai beruban, sementara istrinya juga demikian, beliau tetap memohon kepada Allah Swt. agar diberi keturunan yang saleh.

"Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri, dan Engkaulah waris yang paling baik. " (QS. Al-Anbiya [21]: 89)

Sesunggunya ayat-ayat di atas merupakan solusi atas berbagai permasalahan dan himpitan yang mendera. Menghindarkan berbagai macam kecemasan, serta menjadi penolong dalam menghadapi berbagai macam terpaan zaman.

*http://kolom.abatasa.co.id/kolom/detail/hikmah/1256/syukur-nikmat-orang-saleh.html

No comments:

Post a Comment