Nikmat kedua adalah pada hari raya idul
fitri ini. Pada hari ini kita me-rayakan kemenangan kita dalam
memerangi hawa nafsu, dialah sebe-tulnya musuh kita yang paling besar.
Setelah melewati bulan Ramadhan, kita
memasuki bulan Syawal, bulan kesepuluh dalam penanggalan hijriyah.
Syawal adalah bulan istimewa dan memiliki beberapa keutamaan, yaitu:
Bulan Kembali ke Fitrah
Syawal adalah bulan kembalinya umat
Islam kepada fitrahnya, diampuni semua dosanya, setelah melakukan ibadah
shaum Ramadhan sebulan penuh dan zakat fithrah. Kedatangan Syawal
membawa kemenangan bagi mereka yang berhasil menjalani ibadah shaum
sepanjang Ramadan. Ia merupakan lambang kemenangan umat Islam hasil dari
“peperangan” menentang musuh dalam jiwa yang terbesar, yaitu hawa
nafsu.
Bulan Takbir
Tanggal 1 Syawal, Idul Fitri, seluruh
umat Islam di berbagai belahan dunia mengumandangkan takbir. Secara
serentak seluruh umat muslim mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil
sebagai bentuk mengagungkan Allah dan bersyukur kepadaNya di hari
kemena-ngan karena telah melakukan perjuangan berat melaksanakan shaum
di bulan Ramadhan.
Kemenangan yang diraih itu tidak akan
tercapai, kecuali dengan pertolongan-Nya. Maka umat Islam pun mesti
memperbanyak dzikir, takbir, tahmid, dan tasbih.
Allah SWT berfirman:
Allah menghendaki kemudahan bagimu,
dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al Baqarah: 185)
Bulan Silaturahmi
Dibandingkan bulan-bulan lainnya, pada
bulan inilah umat Islam sangat banyak melakukan amaliah silaturahmi,
mulai mudik ke kampung halaman, sa-ling bermaafan dengan teman atau
tetangga, baik melalui kirim SMS, telepon, dan sebagainya. Sungguh
Syawal menjadi bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan Allah karena umat
Islam menguatkan tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah.
Bulan Ceria
Syawal adalah bulan penuh ceria. Di
Indonesia bahkan identik dengan hal yang serba baru–baju baru, sepatu
baru, perabot rumah tangga baru, dan lain-lain. Orang-orang bersuka
cita, bersalaman, berpelukan, tangis bahagia, mengucap syukur terhadap
Dzat yang agung, meminta maaf, memaafkan yang bersalah. Keceriaan
dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, laki-laki perempuan, tua muda,
miskin kaya.
Tegur sapa dan doa selalu terucap
tatkala bertemu de-ngan keluarga, teman, tetangga mereka. Begitu ba-nyak
cinta kasih saling diberikan antar seluruh umat manusia. Pintu saling
memaafkan terbuka lebar tersebar di seluruh penjuru bumi, nuansa
peleburan dosa, nuansa pencarian makna hidup yang sesungguhnya dapat
dirasakan pada saat itu.
Puasa Satu Tahun
Di bulan syawal ini pun sebagian muslim
melakukan amaliah shaum sunnah selama enam hari sebagaimana yang
ditentukan Rasulullah Saw sebagai kelanjutan shaum di bulan Ramadhan.
Sabda Rasulullah SAW;
“Barangsiapa berpuasa
pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari bulan
Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
“Allah telah melipatgandakan setiap
kebaikan de-ngan sepuluh kali lipat. Puasa bulan Ramadhan setara dengan
berpuasa sebanyak sepuluh bulan. Dan puasa enam hari bulan Syawal yang
menggenapkannya satu tahun.” (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah dan dicantumkan dalam Shahih At-Targhib).
Bulan Nikah
Syawal juga bulan yang baik untuk
menikah. Hal ini sekaligus menyanggah khurafat, yakni pemikiran dan
tradisi jahiliyah yang tidak mau melakukan pernikahan pada bulan Syawal
karena takut terjadi malapetaka.
Budaya jahiliyah itu muncul disebabkan
pada suatu tahun, tepatnya bulan Syawal. Allah SWT menurunkan wabah
penyakit, sehingga banyak orang mati termasuk beberapa pasa-ngan
pengantin. Maka sejak itu, kaum jahiliah tidak mau melangsungkan
pernikahan pada bulan Syawal. Khurafat itu ditentang oleh Islam.
Rasulullah SAW menunjukkan bahwa bulan Syawal baik untuk menikah. Siti
Aisyah mene-gaskan: “Rasulullah SAW menikahi saya pada bulan Syawal,
berkumpul (membina rumah tangga) dengan saya pada bulan Syawal, maka
siapakah dari isteri beliau yang lebih beruntung daripada saya?” Selain de-ngan Siti Aisyah, Rasul juga menikahi Ummu Salamah juga pada bulan Syawal.
Menurut Imam An-Nawawi, hadits tersebut
berisi anjuran menikah pada bulan Syawal. ‘Aisyah bermaksud, dengan
ucapannya ini, untuk menolak tradisi jahiliah dan anggapan mereka bahwa
menikah pada bulan Syawal tidak baik.
Bulan Peningkatan
Yang paling utama di bulan syawal ini adalah peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah di luar bulan Ramadhan.
Syawal sendiri, secara harfiyah, artinya
“peningkatan”, yakni peningkatan ibadah sebagai hasil training selama
bulan Ramadhan. Umat Islam diharapkan mampu meningkatkan amal
kebaikannya pada bulan ini, bukannya malah menurun atau kembali ke
“watak” semula yang jauh dari Islam. Na’udzubillah.
Bulan Pembuktian Takwa
Juga tidak kalah utamanya, setelah
Ramadhan berlalu, pada bulan Syawal-lah “pembuktian” berhasil atau
tidaknya ibadah Ramadhan, utamanya puasa, yang bertujuan meraih derajat
takwa.
Jika tujuan itu tercapai, sudah tentu
seorang Muslim menjadi lebih baik kehidupannya, lebih saleh
perbuatannya, lebih dermawan, lebih bermanfaat bagi sesama, lebih
khusyu’ ibadahnya. Paling tidak, semangat beribadah dan dakwah tidak
menurun se-telah Ramadhan.
Sungguh banyak keutamaan yang terkandung
dalam Idul Fitri, yang merupakan hari kemenangan bagi mereka yang
menundukkan hawa nafsu yang biasanya susah dikendalikan, baik nafsu
makan, minum, nafsu syahwat, dan berbagai nafsu lainnya. Idul Fitri hari
bermaaf-maafan hari mempererat tali silaturrahim sesama keluarga dan
masyarakat sekeliling sehingga seolah-olah kita lahir kembali dengan
semangat baru, hidup baru sebagai orang yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT. ***
No comments:
Post a Comment