Tuesday 2 April 2013

Tips dan Trik Mengobati Hati Yang Sakit

1. Segera bertaubat dan banyak beristighfar.

Sesungguhnya dosa sangat mempengaruhi hati seseorang, setiap berbuat dosa akan tetancap bintik hitam pada hati seseorang tersebut. Ibarat besi yang semakin hari dililit karat, bila sudah terlalu tebal maka untuk menghilangkannya akan sangat sulit dan butuh pada waktu yang cukup lama. Diterjen yang paling manjur untuk membersihhkan karat hati adalah taubat dan istighfar.

Amat banyak sekali ayat-ayat maupun hadits-hadits yang memerintahkan agar kita senantiasa bertobat dan memohon ampunnan dari Allah.


Seperti perintah nabi Huud ‘alaihis salam  kepada kaumnya yang terdapat dalam fiman Allah:


وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ [هود/52]


“Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.”


Demikian pula perintah nabi Syu’aib ‘alaihis salam kepada kaumnya dalam firman Allah:


وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٌ وَدُودٌ [هود/90]


“Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.”


2. Banyak bertawakal.

Agar hati kita tenang ketika berihtiar dan berusaha, hendaklah kita bertawakal sepenuhnya kepada Allah. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.


Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا [الطلاق/3]



“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”


3. Biasakan bersikap sabar.

Dalam menjalani hidup sehari-hari pasti kita akan mengalami kondisi yang saling berbeda. Tidak ada seorangpun yang tidak mengalami cobaan dan ujian. Karena Allah telah menjadikan kehidupan ini untuk melihat siapa yang lulus dari ujian.


Sebagaimana Allah berfirman:


أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ [العنكبوت/2، 3]


“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”


Dan firman Allah:


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ [البقرة/155]


“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”


4. Sering membaca dan mendengarkan Al Qur’an.

Al Qur’an adalah kitab suci yang oenuh berkah disamping sebagai petunjuk, rahmat dan pelajaran. Ia juga sebagai obat dan penawar bagi berbagai penyakit hati, sebagaimana Allah sebutkan dalam firmannya:


يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ [يونس/57]


“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”


Dan firman Allah:


وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا [الإسراء/82]


“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”


5. Mempelajari ilmu agama terutama ilmu Akidah.

Mempelajari ilmu akidah berdasarkan dalil-dalil syar’i akan menyembuhkan hati kita dari berbagai bentuk penyakit syubuhat (Kesesatan) dalam hati. Seperti penyakit ragu, nifaq, syirik, bid’ah dan lain-lain.

Oleh sebab itu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam selama tiga belas tahun di Makkah menyeru kepada tauhid dan memperbaiki aqidah orang kafir Quraisy. Demikian pula ayat-ayat yang turun di Makkah jika kita perhatikan hanya berbicara tentang tauhid dan Aqidah. Demikian tugas seluruh para rasul dan nabi mengajak manusia untuk mengetahui tentang pentingnya tauhid dan betapa berbahayanya syirik. Jika kiata membaca surat yang pertama turun adalah perintah untuk membaca dan menulis karena keduanya adalah sarana untuk mendapat ilmu.


Sebagaiman terdapat dalam firman Allah:


اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ [العلق/1-5]


“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”


6. Membiasakan berinfak

Membiasakan berinfak adalah cara membersihkan hati dari penyakit kikir dan tamak. Oleh sebab itu, banyak sekali ayat dan hadits-hadits yang memerintahkan kita untuk selalu berinfak.


Sebagaimana Allah berfirman:


إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (21) إِلَّا الْمُصَلِّينَ (22) الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ (23) وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ (24) لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ [المعارج/19-25]


“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa.”


7. Berteman dengan orang-orang yang sholeh dan taat beribadah serta berakhlak mulia.

Berteman denga orang yang sholeh akan banyak memberikan terapi bagi kita. Karena ia akan mengingatkan jika kita lupa dan akan menasehati jika kita tersalah.


Sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:


«مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِنْ لَمْ يُصِبْكَ مِنْهُ شَىْءٌ أَصَابَكَ مِنْ رِيحِهِ وَمَثَلُ جَلِيسِ السُّوءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْكِيرِ إِنْ لَمْ يُصِبْكَ مِنْ سَوَادِهِ أَصَابَكَ مِنْ دُخَانِهِ .” رواه أبو داود


“Permisalan teman duduk yang baik dan teman duduk yang jelek seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. (Duduk dengan) penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya dan bisa jadi engkau akan dapati darinya aroma yang wangi. Sementara (duduk dengan) pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu dan bisa jadi engkau dapati darinya bau yang tak sedap.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)




No comments:

Post a Comment